Perputaran waktu adalah hal
tercepat yang ada di dunia ini. Kita seakan baru saja dilahirkan kemarin, lalu memasuki
bangku SD, setelah itu SMP, kemudian SMA dan kini kita telah berada di bangku
kuliah. Seolah waktu tidak kenal kompromi untuk jeda, kenangang pun ikut
ugal-ugalan saling berpacu dengan apapun. Dalam beberapa jam lagi bulan dan
tahun akan menjadi tua, lalu kembali menjadi muda. Tapi tidak dengan umur kita.
Ya, kita akan memasuki tahun 2017. Tepat dengan itu pertanyaan-pertanyaan besar
datang menghalangi kepala kita. Apa yang kita telah lakukan di masa lalu? Sudah
kah terpenuhi kewajiban kita kepada siapapun? Akan jadi apa kita nanti di tahun
2017?
Sobat, sudahlah hentikan quickdown
atau hitung mundur di menit-menit saat tahun akan berganti. Lebih baik kita
kembali mengurung diri di kamar, silahkan hamparkan sajadah. Setelah rokaat
terakhir selesai renungkanlah dosa apa yang kita telah perbuat? Salah apakah
yang kita pernah lakukan? Sudahkah kita menjadi diri yang lebih baik di masa
lalu? Atau kita hanya akan menjadi si kita yang itu-itu saja, yang selalu berkubang
dosa, selalu mengakhirkan taubat, selalu tidak mampu untuk menjadi diri yang
lebih baik. Apa kita yakin dosa dan salah yang lalu telah diampuni oleh Allah?.
Jika belom, apa arti quickdown itu?
Langit di malam pergantian tahun,
menjadi gaduh sebab ulah manusia yang selalu merasa dirinya adalah yang paling
untuk di dengar. Apa kita tidak pernah terbayang suara gaduhnya bom-bom yang
dijatuhkan di Alepo. Mereka bukan menari atau tertawa setelah suara gaduh itu! Mereka
menangis, bersembunyi dan entah harus apa. Tapi kita, untuk sujud mendoakan
mereka pun sangatlah jarang. Simpan uang-uangmu wahai manusia yang sok kaya,
sumbangkanlah untuk yang lebih membutuhkan, atau setidaknya digunakan untuk hal
yang bermanfaat. Silahkan saja kau tukar uang-uang itu dengan kembang api yang
akan meledak kemudian mengganggu tetangga, sampai ada yang mendoakanmu
keburukan. Lantas kau akan tahu bagaimana uang itu.
Tidak cukup dengan kembang api,
terompet-terompet pun ikut ditiupkan untuk membuat malam pergantian tahun baru
menjadi meriah-lebih tepatnya gaduh-. Tidak cukupkah dengan suara kelakson yang
menjadi trend akhir akhir ini, tanda semakin anehnya perilaku kita. Apa kita
sengaja meniupkan terompet untuk menantang malaikat untuk meniup sangkakalanya?
Bisa apa kita manusia yang kecil, yang mengeluarkan kotoran, yang hanya
memiliki sepasang mata-itupun dipinjamkan oleh Allah. Apa jadinya jika benar
suara terompet-terompet kalian dibalas dengan suara sangkakala? Silahkan bersembunyi
di manapun niscaya kita akan binasa. Nau’dzubillah.
Tapi ketika kamu membuat harapan,
target atau resolusi untuk tahun yang akan datang, maka buatlah untuk kebaikan
diri sendiri, keluarga, sahabat, bangsa dan orang lain. Kemudian buatlah
langkah-langkah untuk menjadikannya kenyataan, walaupun harus dengan merangkak.
Bukan hanya sekedar harapan-harapan yang menjadi penghias buku harian kita atau
hanya sekedar khayakan di sudut pikiran.
Semoga kita selalu dijadikan oleh
Allah sebagai hambanya yang dituntun dan diberi hidayah untuk surag firdausNYA.
If today was your last day
And tomorrow was too late
Could you say goodbye to yesterday?
Would you live each moment like your last?
Leave old pictures in the past
Donate every dime you have?
If today was your last day
Against the grain should be a way of life
What's worth the prize is always worth the fight
Every second counts 'cause there's no second try
So live like you'll never live it twice
Don't take the free ride in your
own life …
(nickel back-if today was your last day)
0 Komentar