John Lennon laki-laki dengan kacamata
bulat (round frame vintage) adalah salah satu punggawa Band The Beatles
yang bisa kita katakan adalah seorang maestro di dunia permusikan. Melalui
band The Beatles dan beberapa solo lagunya menjadikan dirinya adalah merkusuar
tinggi di tepi lautan dunia musik. Terang dan memberikan petunjuk bagi musisi lainnya.
Siapa yang
tak tahu dengan salah satu lagunya yang berjudul ‘Imagine’. Yang dipilih PBB sebagai
salah satu lagu yang menginspirasi dunia untuk melakukan perdamaian. Tidak sampai
disitu, pada Tahun 2004 majalah Rolling Stone menobatkan lagu Imagine sebagai
lagu terbaik ketiga sepanjang masa.
Tapi lagu yang berjudul Imagine
ini seolah pusaran yang air menarik
segalanya. Ya, selain menarik kekaguman juga menarik perhatian manusia atas
pertanyaan; “apakah lagu ini mengandung makna tersirat untuk menjadi atheis dan
pluralisme!?” Karena beberapa liriknya yang bisa membuat manusia bertanya-tanya.
Atheisme yang begitu terasa pada salah
satu liriknya yang berbunyi “and no religion true” seolah mengajak kita untuk
membangun tatanan dunia yang mana manusia saling mengasihi tanpa harus percaya
adanya Tuhan pada agama. Ditambah liriknya yang berbunyi “imagine there is no heaven” dan “no hell below us” seolah
memberikan ketegasan atas tidak adanya hari akhirat, neraka dan surga yang
diciptakan Tuhan.
Tentang pluralisme yang amat kental pada lirik "nothing
to kill or die for living in peace". Seperti agenda freemansonry yang
didekasikan untuk dunia kemanusiaan tanpa adanya pembedaan antara ras, suku dan
agama. Makna pluralisme juga terdapat pada lirik "no need for greed or
hunger"."A brotherhood of man"."Sharing all the
world".And the world will be as one”.Membangun semangat persaudaraan untuk
membentuk suatu dunia yang satu tanpa membedakan apapun. Tanpa membedakan atas
kebeneran eksetensi agama itu sendiri.
Sekarang kita sama-sama melihat
keadaan dunia. Peperangan terjadi di mana-mana atas nama negara, atas nama
agama bahkan atas nama kedamaian itu sendiri. Peta dunia lebih tepat dengan
warna merah atas warna apapun. Terjadi efek
domino yang menjalar ke setiap lapisan masyarakat yang menghasilkan kesenjangan
dalam hal apapun.
Dan hari ini pemberitaan di Indonesia
ramai atas terjadinya kasus penistaan agama yang dilakukan oleh salah satu
oknum pejabat negara. Membuat setiap masyarakat begitu sensitif dan mudah terprovokasi. Seolah api yang
perlahan merambat. Masyarakat Indonesia kehilangan jati dirinya. Saling memfitnah
dan intoleransi. Simbiosis kehidupan di Indonesia rusak.
Jika lagu Imagine ciptaan Jonh Lennon
adalah sebuah karya yang mewakili manusia dari frustasi atas kedamain dunia yang banyak menggunakan
kedok apapun. Terlepas dari semuanya, maka itu cukup benar apa adanya. Karena aspirasi seorang seniman terkadang luas
melebihi tafsiran dari kata-kata tertulis dan tersirat, tidak ada standar
apapun.
Dan pada akhirnya islam adalah
jawaban dari kegelisahan itu semua. Karena islam adalah agama yang relevan
dengan keadaan dan zaman, yang diajarkan di dalamnya arti toleransi sebenarnya.
Lantas apakah kita sebagai umat islam bisa memahami arti toleransi dari Al-Qur’an
dan Hadist dengan pemahaman yang sebenar-benarnya!? Dan tidak menjadi oknum
yang membuat nilai-nilai agama islam rusak.
Kairo, 16 Februari 2017
0 Komentar